Tuesday, April 26, 2016

First Entry

Awalnya sedikit bingung mau buat blog. Dulu memang biasa nulis tapi nulis fanfic dan udah pensiun dari semenjak tahun 2010. Semenjak prepare untuk wedding, sering banget baca-baca blog tentang wedding preparation. Tapi belum pernah kepikiran untuk buat blog sendiri sampai sekarang ini.

A small introduction.

Nama gue Novita. Umur 27 tahun. Kesan pertama gue diem tapi aslinya galak. Tapi kalau uda kenal deket, gue bawel. Pasangan sebut saja namanya Mr. A. That's why nama blog ini AN Extraordinary Wedding Diary. AN nya di capslock karena it represents our initial. Umurnya 28 tahun. Beda umur cuma kurang lebih 9 bulan. Pas gue masih zigot diperut doi uda mau oek.. oek..

Gue Chinese Indonesian. Lahir di Indonesia. Besar di Indonesia. Mr. A Canadian. Lahir di Canada. Besar di Canada. Komentar setiap orang pasti "kenal dimana?" atau ga "enak amat dapet pacar bule".

Our story.

Banyak yang ga percaya. Tapi kita kenal di tahun 2013 akhir/2014 awal di online game. Yes, an online game named Nexus TK. Gue gamer uda dari semenjak duduk di bangku SD. Dari sega to nintendo to PS to PS2 to gameboy to DS to 3DS semuanya gue punya. Saat gue kelas SMP 1 dikenalin sepupu sama online game yang lagi booming-boomingnya saat itu, Nexia. I spent my whole 1st year di game itu. Sampe akhirnya pas berbayar baru berhenti main (duit jajan ga cukup sih buat bayar kupon perbulannya).

Singkat cerita around 2011 gue engga sengaja ketemu Nexus TK which is the international version of Nexia (Nexianya sih uda bubar jalan). Believe it or not, dari game online itu gue menemukan best friends gue yang sekarang dan sampe akhirnya menemukan my mr. right.

So we started talking to each other awalnya di game. Lalu pindah ke message facebook. Lalu pindah ke Skype plus Line. "Tembak-tembakkannya gimana?" ga ada. Mungkin bule ya boo ga punya tembak-tembakkan. Gue cewe simple. Ngobrolnya nyambung ya dilanjutin. Ngobrolnya uda mulai ga nyambung ya uda bye-bye. (simple or kejam?). After talking to each other for more than a year, in August 2015 gue terbang ke canada. Sendirian. Masih amaze karena diizinin sama ortu. Ketemu doi for the first time, ketemu ortunya, kokonya, iparnya, temen-temennya, sampe neneknya.

The "proposal".

Since Mr. A is going to visit me this year (2016), keluarga gue minta semacam engagement party karena gue pengennya married di Canada aja karena married di Indonesia rempong dan buang uang. Bilang sama Mr. A, doi oke. Setelah itu keluarga mulai nanyain rencana habis engagement gimana? Kapan marriednya? Gue mulai frustasi. At that time i have no idea about that. Diomongin kedepannya aja belom sama Mr. A.

Gue mulai bete ditanyain begitu. So i told him i don't want the engagement party anymore. He asked why. Gue ceritain semuanya. Then doi bilang kalau doi had no idea kenapa musti dibuat engagement party. Tapi dia menghormati kemauan keluarga gue yang ga mau kan ya diomongin orang ("anak cewenya dibawa kabur bule"). Menurut doi engagement party cuma buat orang-orang yang belum yakin sama relationship mereka. Dan menurut Mr. A, karena doi yakin kalau doi mau spend the rest of his days with me, ya kenapa kita ga langsung married aja instead of having an engagement party. Gue tanya lagi "are you sure?" He said "yes". So i said "ok lets do it".

Ga ada proposal romantis "will you marry me?". Sedih sih. I dreamed about those romantic proposal while having a candle light dinner :p

Hari itu, akhir desember. Perkiraan wedding, summer 2016. Which means gue cuma punya waktu sekitar setengah tahun untuk preparing. Langsung lah gue bak-buk-bak-buk berdua nyokap...


0 komentar:

Post a Comment